Oleh-oleh dari Pesta Buku Jakarta 2012

Selebaran PBJ'12.
Foto: pribadi
Saya hampir selalu menyempatkan waktu kalau ada pameran buku di Jakarta. Karena di pameran buku selalu ada hal-hal yang menarik. Misalnya adanya informasi buku-buku baru, mengetahui perkembangan penerbit buku di Indonesia dan adanya acara-acara pendukung di pameran seperti jumpa penulis, workshop, pentas seni, launching, dll. Dan yang lebih penting adalah adanya diskon yang besar yang jarang diberikan oleh toko buku, apalagi untuk buku baru. Disamping itu kita juga bisa melihat buku-buku antik yang juga kita jarang jumpai di toko buku. Atau mungkin hanya bisa kita jumpai di museum. Tentu saja, jalan-jalan ke pameran buku juga bisa menjadi rekreasi di sela-sela kegiatan sehari-hari. Terutama bagi yang sudah punya anak, saat liburan sekolah seperti ini, membawa anak ke pameran buku adalah rekreasi yang positif. Kali ini saya mengajak keponakan yang sedang libur sekolah.

Pameran buku kali ini bernama “22nd Jakarta Book Fair 2012” dan bertema “Books for a Better Life” diadakan di Istora Senayan Jakarta, tgl 23 Juni – 1 Juli 2012. Pameran ini diselenggarakan oleh IKAPI DKI Jakarta dan didukung oleh Pemerintah DKI Jakarta dalam rangkaian peringatan HUT Kota Jakarta 482. Pembukaannya dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, yang secara hampir bersamaan menjelang masa kampanye PEMILUKADA Jakarta 2012, dimana hawa kampanye dimana-mana sudah mulai terasa.

Saya berkunjung ke pameran ini pada hari kerja. Mumpung punya waktu luang di hari kerja. Sebelumnya kalau datang ke pameran buku adalah saat libur di akhir pekan. Enaknya berkunjung di hari kerja adalah kenyamanan saat berkeliling stand yang tidak berdesakan. Walau begitu pengunjung lumayan ramai karena memang bersamaan dengan liburan sekolah. Akses menuju ke Senayan pun relatif lancar dan parkir yang gampang, bahkan bisa memilih parkir yang terdekat dengan pintu masuk pameran. Kalau akhir pekan, boro-boro bisa seperti ini. Aksesnya pasti macet, susah parkir dan kita pun sudah kecapean baru sampai di lokasi pameran. Sudah begitu ditambah lagi dengan pengunjung yang berjubel.

Umumnya saya mengunjungi stand-stand yang besar terlebih dahulu. Misalnya stand Mizan, Serambi, Ufuk, Gramedia. Disini melihat-lihat buku-buku baru dari mereka dan melihat penawaran diskon yang menarik. Penerbit Mizan biasanya memberikan diskon yang cukup besar. Tapi kali ini saya tidak membeli. Di Gramedia pun sama, hanya melihat-lihat saja. Umumnya buku yang dipajang hampir sama dengan yang dipajang di jaringan buku mereka Gramedia. Yang sedikit berbeda disini ada beberapa bundel buku yang dijual dengan harga khusus. Salah satunya adalah buku Sejarah Kecil Indonesia yang ditulis oleh Rosihan Anwar, sebanyak 4 buku dengan harga sekitar separuhnya kalau beli satuan. Ada juga beberapa buku yang dicetak ulang dengan sampul yang baru. Salah satunya adalah buku Emak tulisan Daoed Joesoef.

Kalau saya perhatikan penerbit Serambi selalu memberikan diskon yang menarik dan harga khusus. Ini hampir mereka lakukan hampir di setiap pameran buku. Karena buku-bukunya rata-rata bagus, ditambah dengan diskon 40% - 70%, membuat banyak pengunjung banyak berkerumun hunting buku disini. Saya mendapatkan buku yang menarik dan ingin saya baca. Sebuah buku baru, dengan harga diskon 40%.

Ufuk Press juga sama. Diskon 40% dari buku-buku mereka yang rata-rata bagus. Ada buku yang menarik yang akhirnya saya beli disini.

Komunitas Bambu adalah salah satu stand yang saya kunjungi. Buku-bukunya bagus baik tema atau penulisannya. Kalau anda tertarik dengan sejarah kota Jakarta dan kota-kota lainnya, stand ini layak untuk didatangi. Disini juga memberikan diskon dan harga khusus. Dalam pameran tahun sebelumnya saya beberapa kali membeli buku disini tentang sejarah kota Jakarta.

Balai Pustaka, tentu kita sudah mengenal nama ini. Penerbit buku yang lumayan tua dan tetap masih setia menerbitkan buku-buku sastra. Banyak dipajang disini buku sastra yang diterbitkan kembali dengan perwajahan baru yang lebih menarik. Salah satu yang saya lihat adalah karya Hamka, Di Bawah Lindungan Kabah. Pada pameran terdahulu saya mendapatkan buku yang saya cari dan tidak saya dapatkan di toko buku besar seperti Gramedia.

Gagas Media group, ini adalah salah satu yang punya ukuran stand yang besar. Stand nya terletak di bagian dalam pameran yang ada panggung nya. Disini juga menawarkan buku dengan harga khusus dan diskon. Sebenarnya banyak buku-buku dengan harga menarik untuk dibeli. Tapi karena masih memilih dan menentukan prioritas, akhirnya tidak jadi membeli. Cukup melihat-lihat saja.

Yang juga menarik dilihat adalah stand buku-buku langka. Disana kita bisa melihat buku, majalah, atau koran yang terbit zaman dulu. Diantara tema-tema bukunnya yang menarik adalah tentang sosialisme, marxisme dengan penulis tokoh-tokoh PKI. Ingin membacanya sepintas tapi buku-buku tadi diletakkan di etalase, jadi saya tidak bisa melihat dan membaca isi bukunya.

Untuk stand-stand lain saya cuma lihat sepintas lalu saja sambil keliling melihat-lihat.

Ada sedikit yang kurang dari pameran ini. Pas waktu keliling ke stand, ada seorang ibu yang bertanya apakah ada atm disini. Yang ditanya kebingungan karena tidak melihat atm di lokasi ini. Dan sepertinya memang begitu, saya tidak melihat ada ATM. Lalu ada bapak-bapak yang memberi informasi kalau di Istora ini belum ada ATM. Jadi kalau mau mengambil uang harus keluar dari Istora dan mencari di tempat terdekat. Alangkah baiknya memang kalau di Istora ini disediakan ATM mengingat tempat ini sering dijadikan tempat pameran atau kegiatan lain. Sepertinya ini perlu dipertimbangkan oleh bank atau penyedia ATM agar bisa menempatkannya di Istora. Atau bisa juga disediakan mesin EDC (electronic data capture) di masing-masing stand, khususnya stand yang besar, untuk memproses pembayaran dengan kartu debit atau kartu kredit.

Makanya, sementara di Istora belum ada ATM, anda musti sudah bersiap-siap dengan uang yang cukup untuk dibelanjakan. Di samping itu kalau perlu bawa makanan kecil dan air minum. Keliling area pameran, apalagi bolak balik tentu menguras tenaga dan perlu makanan kecil dan minum untuk pengganjal perut. Atau kalau anda tipe yang susah makan tidak ada salahnya membawa makanan cepat saji atau omprengan dari rumah. Kalau makan pun tidak susah. Tinggal masuk ke area dalam pameran dan cari tempat duduk di tribun. Disana bisa duduk dengan enak dan memakan bekal yang kita bawa. Tentu saja, jangan lupa pakai sepatu atau sandal yang nyaman agar berkeliling pun kaki tidak sakit.

Lalu apa oleh-oleh dari Jakarta Book Fair ini? Informasi tentang buku yang bagus tentunya. Juga informasi tentang perkembangan penerbit dan buku. Disamping itu tentu saja buku-buku yang menarik saya untuk membacanya dan dijual dengan diskon yang besar. Diantaranya:

Sabda Palon seri ke-2.
Foto: pribadi
Sabda Palon Buku Kedua
Saya tertarik karena punya buku pertamanya yang sudah saya baca. Dulu belinya juga di pameran buku. Buku ini adalah novel sejarah tentang saat terakhir kekuasaan hingga runtuhnya Majapahit. Sabda Palon (yang digunakan sebagai judul buku ini) adalah nama penasehat Bre Kertabumi, raja Majapahit, yang menasehati sang raja tentang merosotnya kekuasan Majapahit. Tentu saja cerita Majapahit adalah cerita tentang nusantara, makanya ceritanya akan berhubungan dengan nusantara. Buku kedua ini adalah kelanjutannya.

Saya penasaran dengan kelanjutan kisahnya. Dan senang mengetahui ternyata buku kedua Sabda Palon ini baru saja terbit. Lebih senang lagi karena mendapatkan diskon 40% untuk buku baru ini. Siapa yang yang tidak tertarik?

Law of attraction.
Foto: pribadi
Law of Attraction
Ini buku terjemahan tentang hukum tarik menarik. Buku ini adalah salah satu buku pengembangan diri yang menjadi best seller internasional. Yang membuat menarik, saat membaca buku-buku pengembangan diri banyak menyebut tentang teori ini. Makanya ingin tahu lebih lanjut dalam buku ini. Dan hebat nya lagi Ufuk Press memberi diskon 40% untuk buku ini.

Sebenarnya masih banyak buku yang ingin dibeli dan dikoleksi. Tapi budget terbatas dan harus dibagi untuk keperluan lain. Jadi untuk sementara itu dulu buku yang bisa dibeli. Dan bukan hanya buku saja yang kita dapatkan sebagai oleh-oleh dari pameran ini. Ada hal lain yang tidak bisa kita ungkapkan dan hanya bisa kita rasakan sendiri.

Apakah anda berkunjung juga ke Pesta Buku Jakarta 2012? Bagaimana kesan anda? Bagi yang belum berkunjung jangan khawatir. Tunggu nanti sekitar akhir tahun ada lagi pameran buku yang lebih besar.

Post a Comment