Serambi Jazz Februari 2011 di Goethe Institute



Saya datang sekitar jam 7 malam. Menurut jadwal acara akan dimulai pada 19.30. Mudah mudahan tidak molor. Sambil menunggu saya daftar dulu mengisi buku tamu. Lalu melihat pameran buku-buku yang ada di depan pintu tempat pertunjukan sambil menunggu pintu dibuka.

Jam 19.15 pintu dibuka. Orang berebut masuk untuk mencari tempat yang enak. Menonton jazz idealnya ada di tempat yang enak agar bisa mendengarkan musik dengan seimbang. Di gedung ini saya sudah 2 kali datang. Pertama saat pemutaran film Jiffest, lupa tahun berapa dan pertunjukan yang sekarang ini.

Penampil pertama adalah David Manuhutu. Ia seorang pianis berbakat dari Bandung. Ia tampil dengan diiringi kontrabass, drum dan gitar. Maka bisa juga disebut kuartet David Manuhutu. Membawakan nomor-nomor standar jazz modern.



David piawai mainkan pianonya. Jari jarinya lincah seperti pemusik profesional. Padahal usianya sangat muda. Pemain lain juga tidak kalah skill dan ekspresinya. Ini terlihat dari jam session hampir seluruh komposisi yang dimainkan. Bergantian bermain secara solo. Walhasil komposisi yang dibawakan selalu dan menjadi lebih hidup dengan improvisasi tapi lama sekali durasi per lagu nya.

Saya tidak mengenal judul judul komposisi yang dimainkan. Karena sebagian adalah karangan sendiri David. Dan beberapa memainkan komposisi pemusik jazz lain, diantaranya nomor dari Herbie Hancock. Saya masih bisa menikmati walau kadang kadang terasa bosan. Mungkin ilmu menikmati jazz saya harus ditingkatkan agar lebih bisa mengapresiasi.

David juga sempat membawakan komposisi yang beraroma sunda. Kali ini ia tidak menggunakan piano akustik yang besar itu, melainkan dengan pianikanya. Dan seperti biasa lagu ini dibawakan dengan improvisasi dan permainan solo dari masing-masing personilnya.

Menjelang berakhir penampilan dari David, datanglah penyanyi Lita Zein. Walau cuma membawakan 3-4 lagu tapi turut lebih memeriahkan suasana. Sebelumnya suasana terasa kaku karena tidak ada improvisasi dengan penonton. Tapi dengan Lita maka cairlah suasana itu. Bahkan pada nomor lagu daerah dari Ambon, Lita berhasil mengajak audiens untuk bernyanyi bersama, “eeee rame rame..” lagu khas Ambon itu.

Akhirnya penampilan David ditutup dengan lagu penutup. Yang justru membuat ingin pertunjukan tetap dilanjutkan. Lagunya agak lembut, tapi sekali lagi dengan juga improvisasi solo bergantian antara pemain lainnya. Hingga lagu diakhiri dengan mulus. Applaus pun sangat ramai mengapresiasi penampilan david kali ini.

David Manuhutu yang memainkan piano didukung oleh Rudy Zulkarnaen (kontrabas), Arifandi (drum) , Edward Prasetya (gitar) dan juga Lita Zein pada vokal. Kecual Lita kesemua nama itu baru saya tahu saat ini saja. Mereka benar-benar pemain jazz berbakat.

Lalu penampilan dilanjutkan oleh tampilnya Groens Project. Personilnya ada 4. 3 orang pemusik muda berbakat dari Indonesia, dan seorang dari Italia. Mereka adalah kelompok kuartet ensemble saat masing-masing masih belajar musik di konservatori Groeningen, Belanda. Maka disebutlah kelompok itu dengan Groens Project, Groens kependekan dari Groeningen.

Kuartet ini memainkan lagu lagu standar jazz modern. Seperti kelompok yang tambil sebelumnya, banyak komposisinya saya tidak tahu. Tapi tetap bisa dinikmati. Mereka memainkan musik dengan skill yang tinggi. Ya wajar saja karena mereka memang secara khusus belajar musik di sekolah musik. Ini terlihat dari ketukan drum dari Zulham yang sangat pelan dan lembut, tapi tetap sesuai dengan musik yang dimainkan.


Penampilan dari Groens project ini lebih menarik daripada David Manuhutu. Terlihat mereka main sangat kompak. Mereka pun juga selalu berimprovisasi masing-masing personilnya secara solo. Terlihat skill mereka yang mumpuni dan ekspresif.

Nomor yang ditampilkan tidak terlalu rumit, tapi dimainkan dengan sangat artistik. Apalagi ekspresi dari masing-masing personilnya yang makin membuat menarik ditonton.

Pertunjukan berjalan sekitar satu jam, tapi terasa belum terlalu lama. Mungkin disebabkan karena membawa lagunya yang rata-rata lama dengan improvisasi solo nya.

Groens Project terdiri dari Johannes Radianto (gitar), Dhani Syah (piano), Elfa Zulham (drum) dan Mattia Magatelli (kontrabass). Mereka benar-benar anak sekolah musik. Karena mereka belajar di konservatori musik di Groningen, Belanda. Mereka juga sering tampil di forum-forum jazz luar negeri.

Secara umum saya puas sekali dengan sajian Serambi jazz kali ini. Benar-benar menikmati secara langsung jazz standar dimainkan dan saya belajar menikmati. Memang ada beberapa nomor yang bisa langsung dinikmati, tapi tidak sedikit juga yang seperti terlewat begitu saja karena belum bisa mengapresiasi. Nah mungkin dengan menikmati sajian semacam ini akan lebih bisa mengapresiasi lagi sajian jazz. Semoga.

Post a Comment