Jember tidak punya Bupati

Saya senang membaca berita-berita lokal dari kampung saya, Jember. Apa saja yang menjadi berita akan saya ikuti. Maklumlah namanya kampung halaman, siapa pun akan senang kalau tahu perkembangannya.

Maka dicarilah informasi. Situs online, berita daerah atau apa pun. Ada yang membanggakan ada pula yang membuat prihatin dan bikin malu.

Salah satunya adalah yang terjadi belakangan ini. Bupati dan Wakil Bupati harus berurusan dengan pengadilan untuk perkara korupsi saat mereka belum menjabat Bupati dan Wakil. Untuk Pak Bupati, dari kabar yang ada memang sudah lama diberkas, tapi bertahun-tahun tidak kunjung disidangkan. Sedang Pak Wabub, kasusnya adalah belakangan itu saja. Kasus keduanya sudah disidangkan. Sudah ada putusan, tapi masih ada yang mempermasalahkan hingga berkekuatan hukum tetap.

Selama menghadapi proses itu, Bupati dan Wakilnya dinonaktifkan. Lantas ditunjuklah Pjs. Bupati. Ini juga menjadi kisah yang ramai. Dan saya tidak mengerti apakah secara ketatanegaraan hal ini sudah diatur. Yaitu jika Bupati berhalangan diganti Wakil Bupati, Sekwilda, dst. nya ke bawah. Atau bisa diambil jalan pintas menunjuk Pjs. untuk menjalankan pemerintahan yang selama ini kosong. Hal ini saya belum tahu dan mengerti.

Tapi sebagai rakyat tentu kita berharap roda pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat harus tetap berjalan. Juga program pembangunan tidak boleh terhambat. Kabarnya akibat kasus Bupati dan Wabup di kalangan DPRD Jember penyusunan RAPBD dan tetek bengeknya jadi terhambat. (1) Duh.

Ini jadi pengalaman berharga. Pilihlah pemimpin dengan rasional. Lihat rekam jejaknya saat belum menjadi pimpinan. Saya yakin sekali di Jember banyak pemimpin yang mampu dan bersih untuk memimpin Jember. Ayo Jember kampung halamanku, kamu pasti bisa.

Bacaan lain:
(1) Pembangunan terancam mandeg
(2) Testimoni Bupati Djalal

3 comments

  1. benar juga mas, sebelum memilih pemimpin ada baiknya melihat dulu latar belakang karirnya, agar tidak terulang lagi peristiwa pak bupati seperti ini. semoga Jember tetap stabil walaupun belum punya bupati. selamat tahun baru..

    ReplyDelete
  2. ya betul mas. saat ini saya tinggal di kota bekasi, ndilalah walikotanya ditahan kpk. untungnya disini masih ada wakil walikotanya.

    herannya disaat pilkada langsung yang terpilih malah orang yang yang 'tidak baik'. demokrasi oh demokrasi. ternyata kita harus belajar demokrasi lebih lama lagi. selamat tahun baru juga ya mas.

    ReplyDelete
  3. Tulisan senada bisa dibaca di blog personal milik Pakde bagio, disini.

    ReplyDelete

Post a Comment